Walah, weekend yg benar2 melelahkan.
Hari Jum'at, 20 Feb 2004, yyg gw kagak ikut kursus. Takut kemacetan yg merajalela akibat hujan terus menerus. Jadi, sore udah gw antar pulang.
Selama perjalanan, kepala gw pening banget. Nggak berlama-lama di ruma yyg, gw langsung pulang. Mampir bentar di tukang jamu. Sampe ruma langsung tewang. Sodara gw yg lagi datang ke ruma malah ketawain.
Sabtu pagi, pala gw masi keliling dunia. Tapi gw paksain masuk kerja. Harusnya gw libur, cuma gw mo minta izin pinjam boil boz, sama orang2 kantor epon, minta gw masuk karna butuh dana. Setlah slese urusan kantor, gw langsung ke Ponpes Darunnajjah, jemput adek gw.
Sampe ruma jam 14.30. Kpala gw semakin kagak karuan. Mo ke Hornets, tapi pala nggak nunjang nech. Akhirnya gw pilih tidur. Jam 16, gw ke kantor yyg, jemput 'n antar pulang. Tapi sampe ruma yyg, gw malah tidur. Alhamdulillah, yyg bisa paham malmingnya gagal. Calon kk ipar malah ketawain juga. Dibilangnya gw sakit karna mikirin masalah besok.
Setelah udah baikan, gw pulang.
Minggu, kluarga siap2 buat acara lamaran. jam 11 gw ke apartemen boz, ambil boil. Nggak taunya, sepupu datang bawa boil juga. Jadilah acara lamaran dgn bawa rombongan sampe tiga boil.
Alhamdulillah, sambutan dari kluarga besar yyg cukup baik. Lamaran diterima (anehnya, saat itu pusing di kpala gw rada mendingan). Lalu sedikit acara ramah tamah dan sore pulang.
Setlah pulangin boil boz, gw langsung tewang. SMS dari yyg kagak gw balaz.
Senin, gw masi kagak sanggup bangun. Seharian cuma bisa tiduran. Sore epon yyg. Dia tanya kesan2 kluarga gw ttg dia dan kluarganya.
Malam gw minta sodara yg bisa pengobatan alternatif tuk ngobatin gw. Setlah dipijat, badan gw rada enakan. Sodara juga ngetawain gw. Dibilang gw terlalu mikirin masalah lamaran.
Selasa pagi, badan gw udah lebih baik. Kpala masi agak pusing, tapi udah mendingan.
Di kantor, malah jadi pusing lagi.
heh.
20040224
20040214
Assalamu `alaikum Wr. Wb.
Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d
Ada beberapa permasalahan mendasar dalam Perayaan Valentine Day. Diantaranya adalah :
1. Perayaan Valentine Day tidak punya dasar hukum dari Islam, sebaliknya justru lebih kuat ke arah semangat agama kristiani dan dibudayakan oleh kalangan mereka. Karena tokoh dan sebab musababnya adalah cerita tentang pendeta Santo Valentino.
Jadi bila seorang muslim merayakan hari itu sebagai sebuah hari khusus, sesungguhnya dia telah ikut merayakan hari besar agama kristen. Minimal ikut mensyiarkan simbol agama mereka.
2. Umumnya bentuk pemeriahan hari valentine itu tidak lain dari hubungan antara laki dan wanita non mahram seperti tunangan, pacar dan selingkuhan. Bahkan pada hari itu mereka dianjurkan untuk mencium, memegang bagian tubuh, hingga berzina dengan mengatasnamakan hari kasih sayang. Seolah-olah dengan adanya hari kasih sayang itu, maka zina menjadi dimaklumi dan boleh hukumnya.
Tentu saja ini diharamkan dalam syariat Islam. Tidak ada penghalalan kemungkaran seperti itu kecuali dengan jalan menikah.
Jadi ikut-ikutan mengadakan valentine day adalah perbuatan salah bagi umat Islam. Pertama, diancam dengan hukum taqlid dan meniru agama lain. Kedua, merupakan bentuk penghalalan zina dan jenis-jenisnya.
Buat umat Islam, untuk menyatakan rasa cinta, kita bisa mengungkapkannya secara verbal maupun sikap. Kalau hubungan suami istri, maka dengan mengucapkan ungkatan cinta baik dengan kata-kata maupun dengan tindakan nyata. Dan tidak perlu dilakukan sekali dalam setahun, tetapi tidak waktu dan tiap kesempatan.
Kalau dengan sesama muslim, maka bisa dengan ucapan “Inni uhibbuka fillah” yang artinya “Aku menyayangi mu dalam cinta kepada Allah SWT”. Juga bisa dengan bertukar hadiah, ziarah dan hal lainnya. Tidak terbatas pada 14 Februari saja tetapi setiap hari.
Sedangkan antara laki-laki dengan wanita yang bukan mahram, maka tidak perlu ada ungkapan cinta, sayang atau apapun karena hanya akan menimbulkan zina yang diharamkan.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d
Ada beberapa permasalahan mendasar dalam Perayaan Valentine Day. Diantaranya adalah :
1. Perayaan Valentine Day tidak punya dasar hukum dari Islam, sebaliknya justru lebih kuat ke arah semangat agama kristiani dan dibudayakan oleh kalangan mereka. Karena tokoh dan sebab musababnya adalah cerita tentang pendeta Santo Valentino.
Jadi bila seorang muslim merayakan hari itu sebagai sebuah hari khusus, sesungguhnya dia telah ikut merayakan hari besar agama kristen. Minimal ikut mensyiarkan simbol agama mereka.
2. Umumnya bentuk pemeriahan hari valentine itu tidak lain dari hubungan antara laki dan wanita non mahram seperti tunangan, pacar dan selingkuhan. Bahkan pada hari itu mereka dianjurkan untuk mencium, memegang bagian tubuh, hingga berzina dengan mengatasnamakan hari kasih sayang. Seolah-olah dengan adanya hari kasih sayang itu, maka zina menjadi dimaklumi dan boleh hukumnya.
Tentu saja ini diharamkan dalam syariat Islam. Tidak ada penghalalan kemungkaran seperti itu kecuali dengan jalan menikah.
Jadi ikut-ikutan mengadakan valentine day adalah perbuatan salah bagi umat Islam. Pertama, diancam dengan hukum taqlid dan meniru agama lain. Kedua, merupakan bentuk penghalalan zina dan jenis-jenisnya.
Buat umat Islam, untuk menyatakan rasa cinta, kita bisa mengungkapkannya secara verbal maupun sikap. Kalau hubungan suami istri, maka dengan mengucapkan ungkatan cinta baik dengan kata-kata maupun dengan tindakan nyata. Dan tidak perlu dilakukan sekali dalam setahun, tetapi tidak waktu dan tiap kesempatan.
Kalau dengan sesama muslim, maka bisa dengan ucapan “Inni uhibbuka fillah” yang artinya “Aku menyayangi mu dalam cinta kepada Allah SWT”. Juga bisa dengan bertukar hadiah, ziarah dan hal lainnya. Tidak terbatas pada 14 Februari saja tetapi setiap hari.
Sedangkan antara laki-laki dengan wanita yang bukan mahram, maka tidak perlu ada ungkapan cinta, sayang atau apapun karena hanya akan menimbulkan zina yang diharamkan.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
VALENTINE’S DAY (HARI KASIH SAYANG)
TINJAUAN HISTORIS The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day: “Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine‘s Day probably came from a combination of all three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.” Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama –nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine. Ia adalah seorang Bishop (Pendeta) di Terni, satu tempat sekitar 60 mil dari Roma. Iapun dikejar-kejar karena mempengaruhi beberapa keluarga Romawi dan memasukkan mereka ke dalam agama Kristen. Kemudian ia dipancung di Roma sekitar tahun 273 masehi. Sebelum kepalanya dipenggal, Bishop (Pendeta) itu mengirim surat kepada para putri penjaga-penjaga penjara dengan mendo’akan semoga bisa melihat dan mendapat kasih sayang Tuhan dan kasih sayang manusia. “Dari Valentinemu” demikian tulis Valentine pada akhir suratnya itu. Surat itu tertanggal 14 Februari 270 M. Sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai Valentine’s Day atau Hari Kasih Sayang.
Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998). Versi ketiga perayaan ini dihubungkan dengan St. Valentine, seorang Pendeta yang hidup di Roma pada tahun 200 masehi, dibawah kekuasaan Kaisar Claudius II. St. Valentine ini pernah ditangkap oleh orang-orang Romawi dan dimasukkan ke dalam penjara, karena dituduh membantu satu pihak untuk memusuhi dan menentang Kaisar. St. Valentine ini berhasil ditangkap pada akhir tahun 270 masehi. Kemudian orang-orang Romawi memenggal kepalanya di Palatine Hill (Bukit Palatine) dekat altar Juno. Adapun Kebiasaan mengirim kartu Valentine iyang sering dilakukan pada saat perayaan hari kasih sayang tersebut, tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242, The World Book Encyclopedia, 1998).
Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta‘ala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!
TINJAUAN SOSIOLOGIS Perayaan valentine’s day mulai membudaya di kalangan masyarakat kita khususnya dikalangan kawula muda, sekitar akhir tahun 1980-an berbarengan dengan munculnya televisi-televisi swasta yang banyak mengupas dan menayangkan berita ataupun film-film yang bertemakan perayaan tersebut. Sejak itulah, perayaan valentine’s day digandrungi oleh para generasi muda, sebagai akibat dari penetrasi budaya asing yang masuk lewat pemberitaan berbagai media baik cetak maupun elektronik. Perayaan ini pun dikenal oleh mereka sebagai perayaan hari kasih sayang, yang menurut mereka adalah moment yang paling tepat untuk mengungkapakan perasaan cita dan kasih sayang kepada orang-orang yang dekat di hati. Perayaan ini biasanya dilaksanakan di kafe-kafe, hotel-hotel atau tempat-tempat yang romantis, di mana setiap pasangan memberikan hadiah berupa kue coklat atau bunga yang bertuliskan “I wish you will be my valentine” kepada yang lain. Setelah itu diadakan pesta-pesta dan hura-hura. Ini tidak asing karena budaya ini memang hasil import dari budaya barat yang bersifat permissif (serba boleh) dan hedonis (menurutkan hawa nafsu) Bahkan belakangan ini, pesta perayaan valentine’s day dirayakan dengan perbuatan-perbuatan yang amoral dan jauh dari temanya itu sendiri. Banyak kita dapatkan di pemberitaan televisi maupun koran-koran sekelompok anak muda yang menghabiskan malam perayaan tersebut dengan pesta seks dan narkoba (naudzubillahi min dzalik).
TINJAUAN SYAR’I Melihat dari aspek sejarah perayaan valentine’s day serta apa yang terjadi di masyarakat kita, maka tak pelak lagi bahwa perayaan tersebut sangat dilarang (diharamkan) bagi kaum muslimin. Perayaan tersebut hanya menjadi lahan subur bagi terjadinya praktek-praktek kemaksiatan serta perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma agama, yang bisa membawa bencana ke dalam masyarakat kita. Adapun tema kasih sayang yang sering menjadi alasan orang untuk ikut merayakannya, Islam tidak memungkiri bahwasanya hal tersebut sesuatu yang asasi bagi manusia. Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda: “Sayangilah apa yang ada di muka bumi maka yang berada di langit akan menyayangimu”. Tetapi Islam memerintahkan bahwa perasaan kasih sayang tersebut harus diwujudkan sesuai dengan aturan-aturan syar’i. Ini penting untuk diperhatikan Karena biasanya perayaan ini banyak dilakukan oleh generasi muda yang memanfaatkan perayaan tersebut untuk menjalin perasaan kasih sayang dengan lawan jenis yang jauh dari nilai-nilai syar’i. Wallahu a‘lam bishshowab. Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.
VALENTINE’S DAY (HARI KASIH SAYANG)
TINJAUAN HISTORIS The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day: “Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine‘s Day probably came from a combination of all three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.” Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama –nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine. Ia adalah seorang Bishop (Pendeta) di Terni, satu tempat sekitar 60 mil dari Roma. Iapun dikejar-kejar karena mempengaruhi beberapa keluarga Romawi dan memasukkan mereka ke dalam agama Kristen. Kemudian ia dipancung di Roma sekitar tahun 273 masehi. Sebelum kepalanya dipenggal, Bishop (Pendeta) itu mengirim surat kepada para putri penjaga-penjaga penjara dengan mendo’akan semoga bisa melihat dan mendapat kasih sayang Tuhan dan kasih sayang manusia. “Dari Valentinemu” demikian tulis Valentine pada akhir suratnya itu. Surat itu tertanggal 14 Februari 270 M. Sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai Valentine’s Day atau Hari Kasih Sayang.
Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998). Versi ketiga perayaan ini dihubungkan dengan St. Valentine, seorang Pendeta yang hidup di Roma pada tahun 200 masehi, dibawah kekuasaan Kaisar Claudius II. St. Valentine ini pernah ditangkap oleh orang-orang Romawi dan dimasukkan ke dalam penjara, karena dituduh membantu satu pihak untuk memusuhi dan menentang Kaisar. St. Valentine ini berhasil ditangkap pada akhir tahun 270 masehi. Kemudian orang-orang Romawi memenggal kepalanya di Palatine Hill (Bukit Palatine) dekat altar Juno. Adapun Kebiasaan mengirim kartu Valentine iyang sering dilakukan pada saat perayaan hari kasih sayang tersebut, tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242, The World Book Encyclopedia, 1998).
Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta‘ala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!
TINJAUAN SOSIOLOGIS Perayaan valentine’s day mulai membudaya di kalangan masyarakat kita khususnya dikalangan kawula muda, sekitar akhir tahun 1980-an berbarengan dengan munculnya televisi-televisi swasta yang banyak mengupas dan menayangkan berita ataupun film-film yang bertemakan perayaan tersebut. Sejak itulah, perayaan valentine’s day digandrungi oleh para generasi muda, sebagai akibat dari penetrasi budaya asing yang masuk lewat pemberitaan berbagai media baik cetak maupun elektronik. Perayaan ini pun dikenal oleh mereka sebagai perayaan hari kasih sayang, yang menurut mereka adalah moment yang paling tepat untuk mengungkapakan perasaan cita dan kasih sayang kepada orang-orang yang dekat di hati. Perayaan ini biasanya dilaksanakan di kafe-kafe, hotel-hotel atau tempat-tempat yang romantis, di mana setiap pasangan memberikan hadiah berupa kue coklat atau bunga yang bertuliskan “I wish you will be my valentine” kepada yang lain. Setelah itu diadakan pesta-pesta dan hura-hura. Ini tidak asing karena budaya ini memang hasil import dari budaya barat yang bersifat permissif (serba boleh) dan hedonis (menurutkan hawa nafsu) Bahkan belakangan ini, pesta perayaan valentine’s day dirayakan dengan perbuatan-perbuatan yang amoral dan jauh dari temanya itu sendiri. Banyak kita dapatkan di pemberitaan televisi maupun koran-koran sekelompok anak muda yang menghabiskan malam perayaan tersebut dengan pesta seks dan narkoba (naudzubillahi min dzalik).
TINJAUAN SYAR’I Melihat dari aspek sejarah perayaan valentine’s day serta apa yang terjadi di masyarakat kita, maka tak pelak lagi bahwa perayaan tersebut sangat dilarang (diharamkan) bagi kaum muslimin. Perayaan tersebut hanya menjadi lahan subur bagi terjadinya praktek-praktek kemaksiatan serta perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma agama, yang bisa membawa bencana ke dalam masyarakat kita. Adapun tema kasih sayang yang sering menjadi alasan orang untuk ikut merayakannya, Islam tidak memungkiri bahwasanya hal tersebut sesuatu yang asasi bagi manusia. Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda: “Sayangilah apa yang ada di muka bumi maka yang berada di langit akan menyayangimu”. Tetapi Islam memerintahkan bahwa perasaan kasih sayang tersebut harus diwujudkan sesuai dengan aturan-aturan syar’i. Ini penting untuk diperhatikan Karena biasanya perayaan ini banyak dilakukan oleh generasi muda yang memanfaatkan perayaan tersebut untuk menjalin perasaan kasih sayang dengan lawan jenis yang jauh dari nilai-nilai syar’i. Wallahu a‘lam bishshowab. Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.
20040213
Hukum Indonesia Udah Mati !
Gw kagak ngerti, bagaimana mungkin seorang penggede yg udah diputusin bersalah, masi bisa mimpin lembaga tinggi negara ? Eh, oleh alat hukum, keputusan bersalahnya dianulir ??? Knapa yach ?
Klo gw ... bisa nggak ya kayak si semenanjung itu ?
Sayangnya, gw skarang udah kerja, nggak cukup waktu buat baca2 masalah pulitik. Jadi klo ada yg ngomong masalah gituan, yach ... egp aza. Untungnya adek2 mahasiswa masi ada yang peduli sama bangsa ini.
TETAP BERJUANG BRO !
Gw kagak ngerti, bagaimana mungkin seorang penggede yg udah diputusin bersalah, masi bisa mimpin lembaga tinggi negara ? Eh, oleh alat hukum, keputusan bersalahnya dianulir ??? Knapa yach ?
Klo gw ... bisa nggak ya kayak si semenanjung itu ?
Sayangnya, gw skarang udah kerja, nggak cukup waktu buat baca2 masalah pulitik. Jadi klo ada yg ngomong masalah gituan, yach ... egp aza. Untungnya adek2 mahasiswa masi ada yang peduli sama bangsa ini.
TETAP BERJUANG BRO !
20040210
Mo crita apa yach ?
hmm, malam sabtu tgl 6 Feb 2004 merupakan perselisihan pertama gw sama yyg. Gara2nya gw nggak jemput doi 'n nggak kasi kabar.
Hp gw koit, abiz jum'atan, dibawa ke roxy buat service. Bilangnya jam 5 sore udah balik ke kantor. jam 4 sore, boz gw ngajak meeting sama manajer marketing di Hotel grand mulia, bilangnya pas maghrib udah balik ke kantor.
TAPI ... sewaktu brangkat ke grand mulia, hp gw lom balik. Gw kaga ingat no epon yyg. Jadi gw pesan ke orang2 kantor (yg jaga malam) klo yyg gw epon, kasi no. epon hp manajer marketing. Di hotel, yg bilangnya jam 6 udah balik, masih ngomongin ngalor ngidul. Ada perselisihan antara boz dgn manajer marketing, dan sampe slese diskusi jam 8 malam, kagak kelar juga itu masalah.
Sampe kantor, orang kantor bilang ce gw tadi epon, bilang bahwa doi udah pulang bareng man temannya. Antara tenang dan cemas, gw cuba cari no epon yyg. epon adek gw, dikasi nomornya, trus gw epon yyg. empat kali cuba kagak diangkat juga.
Akhirnya gw lemez, sadar bahwa gw telah melakukan kesalahan. Gw buru2 pulang, sampe ruma, gw epon ruma yyg. Ponakannya bilang doi udah tidur (gw tau ponakannya disuruh bohong).
Paginya gw cuba hubungi yyg, nggak berhasil juga. hpnya kagak diangkat, epon rumah yg angkat slalu kk-nya, bilangnya yyg gw lagi kluar.
Ya, udah. Gw ke kantor, slelein beberapa kerjaan, packing kompie gw tuk dibawa pulang.
Abiz makan siang, gw ikut man-teman ke sebuah sekolah dasar di jatinegara. Kami (Alumni pengurus Rohis kampus) melakukan penyerahan beasiswa kepada tiga siswa berprestasi. Rencananya tiap bulan akan ada subsidi buat tiga siswa tersebut. Sekedar inpo, teman2 gw ngumpulin eks pengurus rohis kampus dari segala angkatan, trus dipalakin (disuruh bayar zakat mal buat yg udah kerja). Tiap kepala ngasi minimal 20 K dan harus rutin tiap bulan.
Setelah ramah-tamah dgn guru dan kepsek, gw dan man-teman pulang.
Jam 4 sore, gw epon yyg. Gw pikir doi lembur dan mau dijemput. TERNYATA ... yyg masi marah sama gw. Doi udah pulang, bahkan dgn jutek doi bilang terserah gw mo datang apa nggak.
Merasa bersalah, gw nekat datang tuk menjelaskan permasalahan dan minta maaf. Tapi, sampe dirumahnya, gw malah dicuekin. Tapi setelah beberapa jam dicuekin (gw ngobrol sama nyokapnya, ponakannya), akhirnya doi mo juga ngomong, gw jelaskan permasalahannya dan minta maaf. Yyg masi lom terima.
Karna bt, jam 8.30 udah gw pamit pulang. Tapi gw kliling jakarta dulu. Di jembatan layang permata hijau (pejompongan/pondok indah ke kebon jeruk), ada razia polisi. Tentunya gw slamat karna gw anak baik, he he he.
Jam 10 malam gw sampe rumah, cape ... shalat isya ... tidur.
Minggunya gw bt abizz. atu, karna malming gw rusak abizz. dua, karna kerjaan kantor blom kelar.
Siangnya yyg sms, minta maaf karna udah bikin gw bt. Gw balas bahwa kesalahan ada di pihak gw, yyg berhak marah sama gw dan gw pantas diperlakukan begitu.
Senin gw jatoh sakit. pala gw puyeng abiz, mata ngantuk berat. Gw izin kagak masuk kantor.
Tapi, sorenya gw pinjam boil bokap tuk mengembalikan kompie kantor dan ... ehm, jemput yyg.
Hari ini, walopun rada stress dan bt, gw agak hepi. ... karna itu bisa bikin blog baru.
hmm, malam sabtu tgl 6 Feb 2004 merupakan perselisihan pertama gw sama yyg. Gara2nya gw nggak jemput doi 'n nggak kasi kabar.
Hp gw koit, abiz jum'atan, dibawa ke roxy buat service. Bilangnya jam 5 sore udah balik ke kantor. jam 4 sore, boz gw ngajak meeting sama manajer marketing di Hotel grand mulia, bilangnya pas maghrib udah balik ke kantor.
TAPI ... sewaktu brangkat ke grand mulia, hp gw lom balik. Gw kaga ingat no epon yyg. Jadi gw pesan ke orang2 kantor (yg jaga malam) klo yyg gw epon, kasi no. epon hp manajer marketing. Di hotel, yg bilangnya jam 6 udah balik, masih ngomongin ngalor ngidul. Ada perselisihan antara boz dgn manajer marketing, dan sampe slese diskusi jam 8 malam, kagak kelar juga itu masalah.
Sampe kantor, orang kantor bilang ce gw tadi epon, bilang bahwa doi udah pulang bareng man temannya. Antara tenang dan cemas, gw cuba cari no epon yyg. epon adek gw, dikasi nomornya, trus gw epon yyg. empat kali cuba kagak diangkat juga.
Akhirnya gw lemez, sadar bahwa gw telah melakukan kesalahan. Gw buru2 pulang, sampe ruma, gw epon ruma yyg. Ponakannya bilang doi udah tidur (gw tau ponakannya disuruh bohong).
Paginya gw cuba hubungi yyg, nggak berhasil juga. hpnya kagak diangkat, epon rumah yg angkat slalu kk-nya, bilangnya yyg gw lagi kluar.
Ya, udah. Gw ke kantor, slelein beberapa kerjaan, packing kompie gw tuk dibawa pulang.
Abiz makan siang, gw ikut man-teman ke sebuah sekolah dasar di jatinegara. Kami (Alumni pengurus Rohis kampus) melakukan penyerahan beasiswa kepada tiga siswa berprestasi. Rencananya tiap bulan akan ada subsidi buat tiga siswa tersebut. Sekedar inpo, teman2 gw ngumpulin eks pengurus rohis kampus dari segala angkatan, trus dipalakin (disuruh bayar zakat mal buat yg udah kerja). Tiap kepala ngasi minimal 20 K dan harus rutin tiap bulan.
Setelah ramah-tamah dgn guru dan kepsek, gw dan man-teman pulang.
Jam 4 sore, gw epon yyg. Gw pikir doi lembur dan mau dijemput. TERNYATA ... yyg masi marah sama gw. Doi udah pulang, bahkan dgn jutek doi bilang terserah gw mo datang apa nggak.
Merasa bersalah, gw nekat datang tuk menjelaskan permasalahan dan minta maaf. Tapi, sampe dirumahnya, gw malah dicuekin. Tapi setelah beberapa jam dicuekin (gw ngobrol sama nyokapnya, ponakannya), akhirnya doi mo juga ngomong, gw jelaskan permasalahannya dan minta maaf. Yyg masi lom terima.
Karna bt, jam 8.30 udah gw pamit pulang. Tapi gw kliling jakarta dulu. Di jembatan layang permata hijau (pejompongan/pondok indah ke kebon jeruk), ada razia polisi. Tentunya gw slamat karna gw anak baik, he he he.
Jam 10 malam gw sampe rumah, cape ... shalat isya ... tidur.
Minggunya gw bt abizz. atu, karna malming gw rusak abizz. dua, karna kerjaan kantor blom kelar.
Siangnya yyg sms, minta maaf karna udah bikin gw bt. Gw balas bahwa kesalahan ada di pihak gw, yyg berhak marah sama gw dan gw pantas diperlakukan begitu.
Senin gw jatoh sakit. pala gw puyeng abiz, mata ngantuk berat. Gw izin kagak masuk kantor.
Tapi, sorenya gw pinjam boil bokap tuk mengembalikan kompie kantor dan ... ehm, jemput yyg.
Hari ini, walopun rada stress dan bt, gw agak hepi. ... karna itu bisa bikin blog baru.
Subscribe to:
Posts (Atom)